SEJARAH BUDAYA STREETBALL DI AMERIKA SERIKAT

SEJARAH STREET BASKETBALL DI AMERIKA SERIKAT

by IndraSgultom

Holcombe Rucker Park. THE RUCKER

Asal muasal sejarah istilah Streetball berasal dari tempat yag bernama Holcombe Rucker Park, New York Amerika Serikat.

pic from cargocollective.com

The Rucker Park, 155th Street adalah  pusat dari Street Basketball atau yang biasa disebut dengan istilah Streetball di Indonesia. Pada tahun 1946  pertandingan streetball  dimulai di kota New York yang diadakan oleh salah satu Divisi Departemen tata kota New York yang dinamakan Holcombe Rucker. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kegiatan yang positif di untuk anak-anak Harlem di masa liburan sekolah mereka. Seperti diketahui pada jaman tersebut di kota Harlem banyak anak-anak yang berbuat hal yang bisa merugikan orang lain, maka dari itu kegiatan pertandingan bola basket di Holcombe Rucker Park diciptakan yang bertujuan untuk pengalihan kegiatan  ke sesuatu yang positif untuk anak-anak remaja melalui olahraga bola basket di lingkungan Harlem . Kegiatan ini juga yang menjadi dasar pemicu terciptanya Summer League di Amerika Serikat.

pic from cargocollective.com

Rucker Park Holcombe berkembang menjadi sesuatu kegiatan yang di gemari oleh anak-anak di kota New York. Banyak anak-anak dari luar daerah 155th street datang untuk bermain dan mengadu skills di lapangan Rucker Park Sampai suatu saat dimana Pengurus kota New York tidak bisa menggantikan jaring net yang sudah rusak akibat intensitas anak-anak harlem ketika bermain dilapangan tersebut. Hal ini yang membuat permainan shooting (3pt shoot,medium shoot) diluar area penyerangan menjadi kurang digemari karena tidak bisa melihat secara jelas apakah bola itu masuk apa tidak jika ring-nya tidak memakai jaring. Fungsi dari net/jaring adalah untuk memperlambat bola ketika bola tersebut telah masuk ke ring dan sebagai suatu tanda dimana poin telah diciptakan dengan suara gesekan bola dan jaring. Pada akhirnya  terciptanya budaya skills man to man untuk melewati lawan langsung kedalam area lawan menjadi salah satu hal yang digemari di lapangan Rucker Park. Pemain yang bisa melewati lawan dengan one on one battle yang dilengkapi dengan finishing yang apik (Dunk, Alleyoop,Layup) menjadi suatu hal yang mudah untuk menilai bola itu masuk ke ring apa tidak? walaupun dengan ring yang tidak ada jaring/netnya.

Berlanjut kepada tahun 1960-an dimana pada jaman tersebut terjadi pergejolakan politik untuk memperjuangkan persamaan dan kesetaraan bagi kaum minoritas yang menimbulkan keputusasaan yang dapat menyebabkan kehancuran atau revolusi yang kreatif.

Pee Wee kirkland & Joe Hammond

Tidak ada tempat yang bisa dilambangkan sebagai revolusi kreatif pada masa itu kecuali para legenda Rucker Park seperti Joe “The Destroyer” Hammond, Earl “the Goat” Manigult and Pee Wee Kirkland. Para legenda streetball in berbicara kepada banyak orang melalui skills dan kekuatan mereka di lapangan bola basket Rucker Park dan pesan yang dibawa oleh mereka adalah setiap orang bisa berprestasi dan berekspresi dilapangan bola basket tanpa memperhatikan warna kulit dan asal mereka.

Sampai saat ini “The Rucker” telah berkembang dan menjadi suatu kegiatan yang ditungu-tunggu ketika musim liburan tiba. Banyak orang percaya bahwa pemain streetball di awal masa tahun 40-an - 70an adalah pemain yang sangat hebat karena mereka tidak punya rasa takut dan gentar dalam menghadapi pemain PRO’s (NBA) di lapangan Rucker Park. Mereka bisa melihat bahwa pemain NBA pada jaman itu adalah pemain basket biasa juga yang kebetulan bermain di liga PRO. Ketika mereka bermain di Rucker Park, mereka hanya pemain biasa saja yang perlu  membuktikan bahwa mereka layak untuk bermain di lapangan 155th Street Rucker Park dengan catatan tidak mengurangi rasa hormat sesama pemain. Di lapangan Rucker Park kita akan mendapatkan pengakuan berdasarkan permainan kita bukan dari status sosial kita.

Begitulah kiranya sedikit sejarah Streetball yang saya dapatkan dari sebuah buku yang berjudul STREETBALL yang ditulis oleh Chris Palmer.

Sedikit kutipan dari buku tersebut :

"The game define us. Its who we are and what we do. All we need is a ball, a basket and somebody to take to the rack"