SISI LAIN DARI KEKALAHAN
Sangat
manusiawi jika kita sangat tidak suka dengan kekalahan namun kita sebagai pembina maupun orang tua tidak bisa
menghindar dari kekakalahan karena kekalahan itu adalah salah satu dari bagian
kehidupan kita. Yang hanya kita bisa lakukan adalah bagaimana sikap kita
menghadapi kekalahan itu sendiri.
Sebagai
pelatih,atlit maupun orang tua kita tidak bisa menghindar dari sebuah kekalahan
walaupun tujuan kita adalah melakukan yang terbaik dari diri kita untuk bisa
menjadi pemenang dan terhindar dari kekalahan. Hal seperti ini yang membuat
kita salah mengartikan sebuah kekalahan dan akhirnya membuat apa yang kita
yakini menjadi sebuah awan hitam yang menyebabkan kelamnya hari sehingga kita
tidak bisa melihat jelas apa yang seharusnya kita lakukan hari ini dan hari berikutnya.
Dari hal tersebut tanpa kita sadari, kita menjadi manusia yang selalu mencari
pembenaran dan berusaha untuk tidak percaya akan adanya suatu proses pembinaan.
Kita bisa melihat pertandingan bola basket kelompok umur atau yang biasa disebut
dengan pertandingan antar klub.
Pertandingan
antar klub selalu identik dengan penonton yang notabene-nya adalah orang tua
pemain, baik dari kelompok umur 12th sampai dengan 18th.
Senang sekali bisa melihat para orang tua datang dan mendukung anaknya yang
sedang bertanding. Dari hal ini kita bisa melihat antusias para orang tua yang
masih perhatian untuk mendukung basket dan juga pasti anaknya yang sedang
bertanding. Tetapi semua itu berbalik seratus delapan puluh derajat jika suatu
tim akan menghadapi kekalahan. Mereka bisa
berteriak arogan dan kasar kepada pelatih, wasit maupun sesama pendukung
jika menurut mereka dirugikan akan adanya suatu keputusan baik dari pelatih
maupun dari wasit pertandingan. Dan yang paling sedih adalah bukannya datang
langsung kepada anaknya yang habis merasakan kekalahan dengan pelukan dan
senyuman malah mereka tunjukan dengan terikan protes kepada wasit, panitia
maupun pelatihnya sendiri mengenai hasil kekalahan yang anak mereka capai.
Alhasil dikemudian hari setelah kekalahan, banyak dari pemain atau anak yang
akan selalu bersikap arogan dan selalu mencari alasan untuk pembenaran dengan
melihat cerminan orang-tuanya sendiri.
Begitu juga dengan sikap pelatih jika anak didiknya mengalami kekalahan banyak yang bersikap positif terhadap kekalahan namun tidak sedikit pula yang akan berubah menjadi sebuah monster yang merusak intisari dari suatu pembinaan bola basket itu sendiri. Saya sendiri juga pernah mengalami menjadi monster yang tidak saya sadari telah merusak hasil pembinaan saya secara keseluruhan. Posisi pelatih sangat penting didalam mengkomunikasikan sportifitas didalam bermain bola basket. Kita harus bisa menjaga sikap dan perilku kita didalam maupun diluar pertandingan. Jika kita tidak bisa melakukan hal itu maka lebih baik anda mencari karir lain.
Bagi
pelatih, orang tua atau pembina tentu saja tugas mereka akan lebih berat lagi untuk bisa
mendidik anak atau pemainnya mengenai jiwa sportifitas yang ada di dalam
intisari permainan bola basket.
Orang
bijak pernah membuat suatu pernyataan dan saya akan kutip di tulisan ini
“Your child’s success or lack of success in
sports does not indicate what kind of parent you are, but having an athlete
that is coachable, respectful, a great teammate, mentally tough, resilient and
try their best is a direct reflection of your parenting”.
Jadi
yang paling penting dari kita sebagai pelatih atau orangtua adalah mengerti
akan arti sebuah kekalahan dan bisa mengkomunikasikan hal itu kepada anak didik
kita dengan cara yang positif walaupun sangat susah untuk dilakukan.
Oleh
karena itu saya akan berbagi tips kepada pelatih maupun orang tua untuk
pembinaan olahraga bola basket sebagai cerminan saya sebagai pelatih selama ini dan juga ayah dari kedua anak saya :
1. Selalu menghargai proses daripada hasil yang
dicapai.
2. Menyadari bahwa ini hanya sebuah permainan
olahraga yang bertujuan untuk membentuk karakter anak bukan menghancurkannya.
3. Anak adalah cerminan kita, agar anak kita
terlihat bagus maka perbaiki dulu tatanan sikap kita.
4. Selalu berterima kasih kepada
pelatih,wasit,official maupun tim lawan yang terlibat didalam proses pembinaan
anak kita.
5. Bermain bola basket , jadi kita bisa merasakan apa yang anak kita rasakan ketika berlatih maupun di pertandingan.
Masih banyak yang harus kita pelajari dan kita sikapi mengenai pembinaan olahraga dari sisi arti kemenangan dan kekalahan. Kita harus bisa mengerti bahwa kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan dan harus siap untuk bisa beradaptasi agar mencapai prestasi.
Cheers!
Comments
Post a Comment