Sebuah essai JR.NBA yang mewujudkan mimpi!
Bagaimana saya mewujudkan impian saya? Tapi sebelumnya apa impian saya?
Semenjak saya memainkan bola bundar yang disebut dengan bola basket saya mempunyai banyak mimpi salah satunya adalah untuk bisa bermain di level tertinggi permainan ini. Namun apa daya mimpi saya hanya sebatas di tingkat nasional saja dimana saya berhasil menjadi pemain di Klub IBL Indonesia Muda.
Mimpi lainnya adalah setelah bermain di tingkat tertingi negeri ini saya ingin menjadi pelatih bola basket dimana saya bisa membagi dan membina anak-anak, remaja dan dewasa yang suka dengan permainan ini. Dan mimpi itu juga sedang saya jalani dan bersyukur atas itu.
Ada satu lagi mimpi yang menurut saya mustahil tapi itu terjadi sama saya. Saya punya mimpi untuk bisa menonton langsung permainan NBA dan bertemu dengan salah satu pemainnya di jaman saya sewaktu duduk dibangku sekolah SMA. Dengan rahmat-NYA, saya bisa mewujudkan itu dengan sebuah essai mengenai komitmen saya dalam menggembangkan permainan bola basket. Saya bersama temen-teman pelatih yang terpilih akan menonton NBA Global Games antara Charlotte Hornets vs LA.Clippers pada tanggal 11 September 2015 di Shenzhen, China. Selain menonton pertandingan pemanasan NBA, saya juga akan berkesempatan dilatih atau mendapatkan training dari pelatih-pelatih pengalaman dari NBA development program.
Berikut essai yang mewujudkan impian saya :
Semenjak saya memainkan bola bundar yang disebut dengan bola basket saya mempunyai banyak mimpi salah satunya adalah untuk bisa bermain di level tertinggi permainan ini. Namun apa daya mimpi saya hanya sebatas di tingkat nasional saja dimana saya berhasil menjadi pemain di Klub IBL Indonesia Muda.
Mimpi lainnya adalah setelah bermain di tingkat tertingi negeri ini saya ingin menjadi pelatih bola basket dimana saya bisa membagi dan membina anak-anak, remaja dan dewasa yang suka dengan permainan ini. Dan mimpi itu juga sedang saya jalani dan bersyukur atas itu.
Press conference in Shenzhen, China |
Berikut essai yang mewujudkan impian saya :
Keajaiban Kecil dan Harapan Besar dalam Kepelatihan Bola
Basket
Oleh : Indra Syahputra Gultom
“Sports symbolize life
situation. The Important things is to provide an atmosphere in which, by the
way boys react to challenges they receive in sports, they are strengthened for
their role as responsible citizen”. Demikian kutipan
dari Bob Richards seorang atlet olimpiade lompat galah yang telah banyak
menginspirasi orang terutama di bidang olahraga. Salah satunya adalah saya,
seorang mantan pegawai pabrik yang dengan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa
dapat meraih impian di olahraga bola basket ini adalah salah satu keajaiban
kecil atau anugerah yang saya dapat dari-Nya. Saya mengalami perubahan hidup
yang lebih baik setelah mendapatkan kesempatan untuk bisa bermain di Liga Bola
Basket Profesional di Indonesia selama 6 tahun, meraih beasiswa kuliah dan
akhirnya menjadi pelatih di Klub Indonesia Muda Bola Basket Senayan dan guru olahraga
di salah satu sekolah swasta di Jakarta. Oleh karena itu saya berkomitmen untuk
bisa memberikan yang terbaik dari diri saya agar bisa mengembangkan olahraga
bola basket untuk masyarakat atau generasi penerus bangsa Indonesia sebagai
tanda rasa syukur saya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Olahraga
Bola Basket telah membentuk diri saya sebagai orang yang mandiri dan
bertanggung jawab. “It was character that
got us out of bed, commitment that moved us into action, and discipline that
enabled us to follow through”. Tiga hal yang bisa kita ambil sebagai
pelatih dari kutipan Zig Ziglar untuk menjadi landasan kita dalam membina anak
didik kita yaitu karakter, komitmen dan disiplin, oleh karena itu saya menerapkan
nilai-nilai positif tersebut kepada anak-anak didik saya di Klub Indonesia Muda
bola Basket Senayan dan juga sekolah
saya untuk bisa menjadi salah satu pemain basket serta menjadi anggota
masyarakat yang baik untuk bangsa ini.
Saya
telah melatih Klub Indonesia Muda Senayan selama 13 tahun dan banyak sekali
yang telah saya dapat dan berikan kepada Klub Indonesia Muda Senayan ini.
Pertama kali saya melatih di tahun 2002, saya diberikan tanggung jawab sebagai
asisten pelatih di KU-12. Dari situ saya berkomitmen untuk bisa menyalurkan ilmu
pengetahuan saya di bola basket dan tetap sabar serta ikhlas dalam membina
anak-anak maupun para orangtua. Menurut pendapat saya, di tingkat inilah para
pelatih mempunyai tanggung jawab moral yang lebih besar. KU-12 merupakan masa
dimana anak-anak belajar untuk bisa berolahraga dengan senang dan
bersosialisasi.
Kita
sebagai pelatih dituntut agar bisa memberikan suatu metode pelatihan yang
menarik dan juga bisa memberikan contoh atau panutan kepada anak-anak didik
sesuai dengan filosofi kepelatihan kita agar mereka tetap bisa mencintai
olahraga dan memahami nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Filosofi kepelatihan
saya saat itu lebih kepada mencintai proses dalam latihan dan kemenangan bukan
segalanya. Banyak para orangtua yang pro dan ada juga yang kontra dengan
filosofi saya, karena pada umumnya semua orang tua mencintai kemenangan dan
tidak menyukai kekalahan, apalagi jika anaknya berada di dalam tim itu. Bukan
hal yang mudah, namun saya tetap teguh dengan filosofi saya dan pada akhirnya
memang proses yang akan menjawab semua tantangan. Hasilnya, banyak anak-didik
saya yang mempunyai segudang prestasi, baik di bola basket dan Pendidikan
sekolahnya dan ada juga sebagian kecil dari
mereka yang akhirnya memilih jalur lain selain Bola Basket namun tetap
sukses di bidang yang mereka pilih. Para orang tua yang mulanya kontra dengan
filosofi kepelatihan saya dengan seiring waktu akhirnya mereka berterima kasih
juga karena putra-putri mereka memperoleh nilai-nilai lebih dari mengejar
kemenangan. Hal-hal seperti ini yang membuat saya tetap teguh membina olahraga
yang telah membesarkan saya. Bagi saya nilai-nilai yang terkandung dalam
olahraga bola basket adalah landasan dalam menjadi bagian dari anggota
masyarakat dan ukuran sukses seseorang tidak bisa dilihat dari hasil akhir
melainkan dari proses kita dalam menjalaninya.
Begitulah
kiranya komitmen saya dalam mengembangkan pembinaan bola basket yaitu lebih
menanamkan nilai-nilai dari olahraga bola basket dengan dasar keikhlasan karena
semua pengetahuan tentang olahraga bola basket yang saya raih ini akan lebih
indah jika saya berbagi dengan yang lain. Bermula dari keajaiban kecil yang
saya dapat, berubah menjadi harapan besar dimana saya ingin mengenalkan
olahraga bola basket ke seluruh generasi muda
Indonesia demi peningkatan prestasi bola basket yang didasarkan pada
pembinaan yang berkarakter yang didukung oleh komitmen dan disiplin.
Semoga essai ini bermanfaat bagi para pelatih yang ingin mencoba program beasiswa dari Jr.NBA Indonesia
Comments
Post a Comment